Arsjien...Aceh, Kutaraja dan Sejarahnya

Gambar sketsa Koeta Radja ( Banda Aceh ) tahun 1724 (masa kesultanan Sultan Jamal ul Alam Badrul Munir 1703-1726), tampak depan kapal dagang dengan layar, pelabuhan Ulee Lheu, dan krueng Aceh
Istana Dalam (lokasi saat ini adalah Mesjid Raya Baiturrahman sebagai pusat pemerintahan dan Aktivitas ekonomi
Sumber gambar: Musium Tropen, Belanda 
Sejarah memang indah untuk dikenang dan di pelajari, dengan mengenal sejarah dan kebudayaan maka kita akan menjadi Bangsa yang besar. Banda Aceh atau kuta raja/Koeta Radja yang dikenal sebagai Serambi Mekkah merupakan pusat kerajaan Aceh yang Besar dan Jaya di masa pemerintahan Kesultanan Iskandar Muda (1607 - 1636),
Kerajaan Aceh atau dikenal saat ini Banda Aceh atau Bandar Aceh yang berarti pusat dagang merupakan kawasan strategis karena merupakan daerah penghasil rempah dan hasil bumi serta pusat transit kapal pelayaran dari banyak negara yang melakukan kontak dagang dan ekonomi.
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan dari Samudera Pasai yang pada tahun 1360 ditaklukkan oleh Majapahit hingga kemundurannya di abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain ( sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh ).
Banda Aceh sendiri di dalam sejarahnya Kota yang telah berumur 802 tahun ini - berdasarkan Peraturan Daerah Aceh Nomor 5 Tahun 1988, tanggal 22 April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Cheng Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi pertamanya setelah singgah di Palembang. ( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banda_Aceh ) , tidak disebutkan dengan pasti pada saat berdiri awal Banda aceh disebutkan dengan nama apa?, menurut sumber (http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/23/banda-aceh-dan-obsesi-kota-terbersih-se-asean/ tulisan Azmi Abubakar ) disebutkan:  Banda Aceh, kota yang telah berusia 805 tahun, merupakan salah satu kota islam tertua di Asia Tenggara. Disinilah untuk pertama kalinya Kerajaan Aceh didirikan dan diproklamasikan 805 tahun lalu. Tepatnya tanggal 22 April 1205 M (1 Ramadhan 601 H), yaitu saat Sultan Johan Syah berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu/Budha Indra Purba dengan ibukotanya Bandar Lamuri ( lihat sejarah Lamuri di :http://acehpedia.org/Kerajaan_Lamuri . Ini pula yang menjadikan rujukan kelahiran kota Banda Aceh, jauh sebelum Sultan Iskandar Muda bertahta, jauh sebelum Belanda merubah nama kota ini menjadi Kutaraja, jauh sebelum tsunami 2004 meluluhlantakkan perekonomian di daerah ini.
Sekarang Banda Aceh terus berkembang menjadi kota yang besar, sedikit catatan bahwa dari sketsa oleh Belanda dari gambar di Aceh yang masih diimpikan saat ini adalah kemajuan ekonomi bagi masyarakat Aceh dan salah satu faktor pendorong perekonomian yang utama saat ini adalah perdagangan dan investasi oleh pengusaha lokal, Nasional dan Asing bagi memajukan Aceh dan tugas terbesar mengembalikan keamanan ekonomi adalah keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam berusaha dan bekerja dalam sektor apapun. Bagi Kota banda Aceh  dengan kawasan pantainya dan Aceh sendiri maka penggerak roda perekonomian adalah keluar masuknya barang perdagangan dan dalam jumlah besar adalah dukungan sektor pelabuhan dimana dimasa lalu Aceh pernah Jaya dengan pelabuhan besarnya maka saat inilah kesempatan untuk menggerakkan dan membangun infrastruktur pelabuhan yang baik, jangan takut untuk menginvestasikan modal bagi rencana jangka panjang dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kota Banda Aceh dan masyarakat Aceh secara keseluruhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Pria ( Buah Pare )

Wisata Malam, Jembatan Pante Pirak

Chu