Kerkoff Peucut
Gerbang komplek makam Kerkoff Peucut bertuliskan nama prajurit yang tewas pada perang Aceh. Photograph by : Novrizal |
halaman perkuburan Kerkoff, sebelah kiri terletak papan informasi Photograph by: Novrizal |
Kerkoff peucut ataupun perkuburan para prajurit Belanda.
Dinding komplek makan Kerkoff Peucut bertuliskan nama prajurit yang tewas pada perang Aceh, foto dengan latar belakang musium Tsunami. Photograph by : Novrizal |
Setelah hanya lewat dan kali ini saya sengaja untuk singgah pada daerah kawasan Kerkoff, sekedar untuk melihat-lihat dan melakukan sesi foto untuk publikasi wisata Banda Aceh. Komplek ini sangat luas untuk ukuran tanah kota Banda Aceh, dan beberapa tulisan mengenai sejarah dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Belanda dapat kita jumpai disini, walaupun untuk keseluruhan informasi belum tersedia lengkap.
Sejarah Kerkhoff
Menurut catatan sejarah, pada tahun 1873 Belanda masuk ke Aceh dan berusaha untuk menguasai wilayah bumi “Renchong” ini. Namun, keinginan tersebut tidak terlaksana karena mereka mendapat perlawanan sengit dari pejuang Aceh yang gagah berani. Bahkan, Jenderal Kohler yang memimpin penyerangan tersebut harus kehilangan nyawanya pada tahun 1873 itu juga. Dia terkena tembakan tepat di dahinya di depan Masjid Raya Baiturrahman pada 14 April 1873.
Usaha Belanda untuk menguasai Aceh secara menyeluruh tidak dapat berjalan mulus hingga pada tahun 1942. Belanda hanya dapat menguasai daerah perkotaan saja. Sedangkan, di daerah-daerah pedesaan, Belanda dapat dikatakan mengalami kekalahan. Selama kependudukan Belanda di Aceh, ribuan serdadu Belanda telah tewas. Serdadu yang terdiri dari orang Belanda sendiri dan pasukan anti gerilyanya atau Marsose yang serdadunya berasal dari orang Jawa, Ambon dan Manado tewas di ujung senjata khas Aceh, yaitu rencong dan bedil. Pada mulanya, mereka yang tewas di daerah-daerah pertempuran seperti Sigli, Samalanga, Meulaboh, Bakongan, Idi, Paya Bakong langsung dimakamkan di daerah itu pula. Namun, karena banyaknya graven atau kompleks kuburan yang berceceran di Aceh, maka dilakukan upaya untuk mengumpulkan jasad para inlander tersebut menjadi satu. Dan untuk menampung jasad-jasad para inlander tersebut maka dibangunlah kompleks pekuburan militer oleh Belanda dan dinamai Kerkhoff.
Kherkhoff dibangun pada tahun 1880 dan sebelumnya lahan tersebut merupakan kawasan ilalang dan kandang kuda. Disana dikuburkan 2.200 serdadu Belanda dari yang berpangkat Jenderal sampai berpangkat rendah. Pada dinding gapura Kerkhoff tercantum nama-nama serdadu Belanda yang dimakamkan disana berdasarkan daerah tempat jasad mereka ditemukan, misalnya disebutkan serdadu Belanda yang tewas di Idi. Bagi serdadu Marsose yang berasal dari orang Jawa atau Ambon seperti nama Paijo (ditambah nama-nama orang Jawa dan Ambon) walaupun namanya tercantum di dinding gapura, namun mereka tidak dikuburkan di Kerkoff, jasad mereka dikuburkan di Taman Makam Pahlawan sekitar 500 meter dari Kerkoff.
Uniknya pejuang Aceh tidak mengetahui dimana jasad Kohler dikuburkan setelah ia tewas. Terakhir diketahui, Kohler dikuburkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, karena kawasan Tanah Abang akan dibangun pertokoan, makam Kohler pun terkena penggusuran. Sehingga, sebagai peringatan sejarah dan atas permintaan Gubernur Aceh Muzakir Walad, jasad Kohler akhirnya dikubur ulang di Kerkoff, Banda Aceh pada 19 Mei 1978. Menurut cerita, pemakaman ulang Kohler di Kerkoff tersebut dihadiri oleh satu peleton tinggi Belanda.
Kerkoff sendiri ternyata tidak hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan yang terakhir bagi serdadu Belanda yang tewas karena pertempuran, tetapi juga karena sakit dikuburkan. Sejumlah pejabat tinggi perwakilan Belanda yang pernah bertugas di Aceh pun mewasiatkan untuk dikuburkan di lahan tersebut. Misalnya, A Ph Van Aken, Gubernur Belanda untuk Aceh yang tewas di Jakarta pada 1 April 1936 dalam kedudukannya sebagai anggota Dewan Hindian Belanda. Tokoh ini terbilang memiliki sikap lunak dan dikenal baik sehingga menarik simpatik masyarakat Aceh. Dia dikenal telah merenovasi kubah Masjid Raya Baiturrahman.
Karena mengandung nilai sejarah yang tinggi, usaha untuk melakukan perawatan Kerkoff terus dilakukan. Adalah Kolonel Koela Bhee dan Lamie Djeuram mantan komandan bivak di Blang Pidie yang datang kembali ke Aceh pada Juli 1970 dan merenovasi Kerkoff yang sudah ada sejak tahun 1880. Sumber dana pada awalnya bersifat partikelir dan selanjutnya dilakukan upaya kampanye pengumpulan dana perawatan Kerkoff di Belanda. Hasilnya, terbentuklah Yayasan Peucut atau yang belakangan dikenal Stichting Renovatie Peucut. Dana dari yayasan tersebut disalurkan melalui Pemda Kota Banda Aceh.
sumber: http://acehpedia.org/Kerkhoff
dinding sebelah kanan dengan nama prajurit dan medan pertempuran di kawasan Aceh. photograph by: Novrizal |
Bahan bacaan:
Kerkoff Peucut adalah kuburan prajurit Belanda yang tewas dalam Perang Aceh. Kompleks kuburan ini banyak tersebar di wilayah Indonesia. Salah satunya terletak di kota Banda Aceh, dan sekarang menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara (terutama wisatawan asal Belanda).
Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban dikedua belah pihak.
Bukti sejarah ini dapat ditemukan di pekuburan Belanda Kerkhoff ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda, dan termasuk di antaranya serdadu Jawa, Batak, Ambon dan beberapa serdadu suku lainnya yang tergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. yang kuburannya masih dirawat dengan baik. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut.
Kuburan Kerkhoff Banda Aceh adalah kuburan militer Belanda yang terletak di luar negeri Balanda yang terluas di dunia. Dalam sejarah Belanda, Perang Aceh merupakan perang paling pahit yang melebihi pahitnya pengalaman mereka pada saat Perang Napoleon.
Sebaliknya tidak terhitung banyaknya rakyat Aceh yang tewas dalam mempertahankan setiap jengkal tanah airnya yang tidak diketahui dimana kuburnya.
Di area ini, juga terdapat makam putra Sultan Iskandar Muda, yaitu Amat Popok yang berzina dan dijatuhi hukuman rajam.
Komentar
Posting Komentar