Kembalikan Pohon Kami

2 ekor elang bermain di atas menara pemancar telekomunikasi
Foto oleh: Novrizal
Punge, Banda Aceh - 7 januari 2010
Sejak lama saya memperhatikan pembangunan di wilayah kota Banda Aceh dan Aceh Besar, dimana pembangunan pesat masa rekontruksi dan rehabilitasi semenjak tsunami melanda kawasan pesisir Banda Aceh dan Aceh Besar  26 Desember 2010 membawa dampak positif dan tentunya juga beberapa dampak negatif. beberapa kali saya memperhatikan langit kawasan kota Banda Aceh dan Aceh Besar apalagi dengan luas kota Banda Aceh yang termasuk kecil kurang lebih 6 kilometer persegi menyebabkan pembangunan pesat terjadi merambah
kawasan Aceh Besar yang mempunyai banyak kawasan pantai , rawa dan hutan yang tempat hidup marga satwa dan khususnya beberapa hewan yang dilindungi. jika kita kepesisir kota Banda Aceh khususnya kawasan Ulheu Lheu pada pagi hari maka kita dapat melihat dengan mata telanjang jenis Elang dan Bangau Hitam. hari ini saya melihat 2 elang Bondol ( ciri warna bulu kepala putih ; sumber http://cicemnanggroe.wordpress.com/ ) sedang bermain di atas sebuah menara perangkat telekomunikasi dengan tarian indah. sepertinya sepasang burung elang bondol, dan saya terpaksa bergegas kembali kerumah untuk mengambil kamera dan kembali kelokasi yang hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer dari kapal PLTD apung sebuah monumen Tsunami.
Elang Bondol menyerang burung kecil
2 ekor elang ini terus bermain mengejar burung-burung kecil ( seriti atau walet) dan kembali beristirahat. lalu satu ekor elang (tidak jelas jantan atau betina) kembali berputar-putar diatas perumahan Blower dan kembali lagi di atas menara telekomunikasi bergabung dengan elang yang lain. setelah beberapa menit Elang tersebut kembali terbang menuju arah laut Ulheu Lheu dengan berputar-putar khas sebagai burung yang sedang mengintai mangsanya. setelah ditinggal, tiba-tiba beberapa burung walet/seriti kembali dan melakukan manuver mengganggu burung elang yang masih bertengger di atas menara, beberapa kali terlihat burung kecil yang sangat jauh perbedaan ukuran tersebut menyerang dan melakukan konfrontasi terhadap elang yang tampak sudah mulai terganggu. tiba- tiba Elang tersebut terbang dan mulai menyerang burung kecil yang terus terbang menghindari serangan elang Bondol. suatu atraksi menarik di lingkungan kota Banda Aceh dimana telah banyak pohon-pohon besar yang hilang pada saat bencana tsunami menerjang pesisir pantai kota Banda Aceh. lokasi menara ini berada kurang lebih 6 kilometer dimana merupakan lidah hantaman gelombang tsunami terakhir.
beberapa tahun ini memang telah dilakukan kembali banyak penanaman pohon pada pesisir pantai seperti cemara dan gerakan penanaman pohon pelindung jalan seperti Mahoni dan Trambesi, sebagai warga kota kami menyarankan juga untuk melakukan perawatan terhadap banyak pohon Asam Jawa peninggalan Belanda serta yang terpenting membuat aturan yang jelas peraturan pembangunan menara telekomunikasi, walaupun ini masih kontroversi dimana kota Banda Aceh semenjak Tsunami merupakan kota kecil dengan menara dimana-mana, dari menara pemancar telekomunikasi, televisi, radio terpasang di atas toko, rumah pribadi, lahan kosong, sampai kantor pemerintah dan NGO yang banyak tersebar di kota Banda Aceh serta dari yang terpendek sampai yang tertinggi. Selain mengganggu keindahan dan menyebabkan rasa tidak aman ( jika menara roboh walaupun jarang terjadi) efek radiasi  masih merupakan kontroversi khususnya efek termal ( http://www.griyamelati.net/versi2/index.php?option=com_content&view=article&id=85:menara-bts-disekitar-perumahan-gm&catid=37:lain-lain&Itemid=58 ).
saran kepada Pemda Kota Banda Aceh dalam menyambut Visit Banda Aceh Year 2011 dan Povinsi Aceh dengan visi Aceh Green bahwa penyelamatan kawasan lindung marga satwa dan wisata alam khususnya wisata alam pesisir pantai dengan memperbanyak sosialisasi dan papan informasi mengenai lingkungan khususnya kawasan rawa kota Banda Aceh dimana rawa dan pesisir pantai merupakan tempat keragaman hayati marga satwa yang hidup berdampingan dengan masyarakat kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dengan lebih menghargai alam dan menjaga lingkungan, masyarakat juga diajak ikut serta dengan tidak melakukan penebangan pohon, pencemaran lingkungan dengan limbah cair dan sampah yang dibuang di aliran sungai serta penangkapan ikan yang terkontrol tanpa menggunakan jaring tangkap terhadap ikan kecil akan memperkaya sumber rantai makanan terhadap elang Bondol dan marga satwa lainnya yang menggantungkan hidupnya dari kemurahan alam.
Semoga generasi masyarakat yang akan datang tidak hanya mengenal satwa dari gambar dan media televisis tetapi dapat melihat langsung burung Elang Bondol dan jenis lainnya dengan gagah melakukan manuver di udara kota Banda Aceh bermain bebas dan menatap masa depan.
langit kota Banda Aceh kawasan perbatasan Punge dan Blower


foto : Novrizal
ditulis oleh: Novrizal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Pria ( Buah Pare )

Wisata Malam, Jembatan Pante Pirak

Chu