Banda Aceh

anak kecilpun minta dilukis inai di tangannya, sekarang sedang ngetren menghias dengan inai, Taman Sari - Banda Aceh Photograph by: Novrizal Ba' Inai atau berinai adalah budaya di Aceh yang dilakukan seorang gadis yang akan melangsungkan pernikahannya. Budaya ini mungkin juga hasil adaptasi dari Budaya India yang sampai saat ini hampir dilakukan oleh seluruh masyarakat India. Budaya Inai dilakukan oleh masyarakat Aceh khususnya kepada wanita yang akan melangsungkan pernikahan sebagai hiasan tangan, kaki

Para ibu-ibu dan remaja membeli Dompet dan aksesoris wanita Foto diambil saat Pameran dan pembukaan Visist Banda Aceh Year 2011 Lokasi Taman Sari , Banda Aceh Foto by: Novrizal beginilah aktivitas ekonomi yang berjalan setiap diadakan pameran di Banda Aceh. Setiap pameran atau acara yang dilaksanakan akan mendatangkan banyak manfaat khususnya kepada para pedagang kecil yang berjualan menempati lapak dagang yang telah disiapkan ataupun dadakan (selama tertib dan teratur).  Setiap pedagang akan mendapatkan banyak rezeki pada saat acara dilaksanakan, seperti salah seorang pedagang tas dan dompet ini yang tetap ramai dikunjungi oleh ibu-ibu dan remaja, soal harga pasti bisa tawar bang, kata penjual ini obral murah kualitas bagus.

Sebuah benteng pertahanan Belanda di pantai Ladong Aceh Besar yang telah terkena abrasi pantai Photograph by: Novrizal 2011  Sebuah benteng pertahanan Belanda yang dapat dilihat saat ini dipinggir jalan negara Banda Aceh menuju Krueng Raya tepatnya di Ladong Aceh besar km 16. ini merupakan benteng yang dibangun Belanda untuk

Peta Koetaradja ( Surabaya, February 1875) Posisi Koetaradja dengan legenda yang lengkap, sungai, jalan dan benteng pertahanan Belanda . Sumber: Tropen Musium Belanda. Salah satu peta Koetaradja/kutaraja/ Banda Aceh yang dibuat dan dipublikasikan oleh Belanda pada saat dimulainya ekspansi ke wilayah kesultanan Aceh.

Gambar sketsa Koeta Radja ( Banda Aceh ) tahun 1724 (masa kesultanan Sultan Jamal ul Alam Badrul Munir 1703-1726), tampak depan kapal dagang dengan layar, pelabuhan Ulee Lheu, dan krueng Aceh Istana Dalam (lokasi saat ini adalah Mesjid Raya Baiturrahman sebagai pusat pemerintahan dan Aktivitas ekonomi Sumber gambar: Musium Tropen, Belanda  Sejarah memang indah untuk dikenang dan di pelajari, dengan mengenal sejarah dan kebudayaan maka kita akan menjadi Bangsa yang besar. Banda Aceh atau kuta raja/Koeta Radja yang dikenal sebagai Serambi Mekkah merupakan pusat kerajaan Aceh yang Besar dan Jaya di masa pemerintahan Kesultanan Iskandar Muda (1607 - 1636),

segala macam oleh-oleh dari gurita asin, ikan asin, sampai ikan teri dijajakan sepanjang jalan pantai barat khususnya ditempat penampungan ikan, seperti yang terlihat pada gambar penjual sedang menjajakan ikan asin di Lhokseudu kecamatan Leupung Semua yang telah melakukan perjalanan darat menyusuri pantai barat Aceh akan banyak menjumpai beberapa titik tempat penjualan aneka oleh - oleh ikan asin, ikan teri dan linnya. dahulu di tahun 1990-an Patek yang berada di Aceh jaya ( saat ini ) merupakan sentra penjualan ikan asin dan hasil laut yang telah dikeringkan, saat ini ada beberapa tempat tambahan yang mulai bangkit setelah tsunami

Penjual Bubur Ayam yang mangkal di Jl Sudirman Banda Aceh Ini dia jajanan sehat di pagi hari, Bubur ayam atau kacang hijau. Kacang hijau sendiri sudah lama eksis di Banda Aceh sejak tahun 1980-an sudah sering dijajakan pada pagi hari, biasanya dicampur dengan ketan hitam dan ada kuah santan, tetapi untuk Bubur ayam ini masuk ke Banda Aceh dan dijajakan secara keliling lebih banyak di tahun